sdit

sdit

Selasa, 31 Agustus 2010

Charity SDIT Luqman Al Hakim

“I Care, I Share” Through Charity
Sabtu, 28 Agustus 2010 menjadi hari istimewa bagi keluarga besar SDIT Internasional Luqman Al Hakim. Sekolah sudah riweuh di pagi hari. Baik anak, guru, karyawan, dan tak ketinggalan orang tua sibuk mempersiapkan rangkaian bakti sosial yang terdiri dari pelayanan kesehatan dan penyerahan bingkisan Ramadhan.
Berhubung ada dua kegiatan yang dilakukan dalam waktu bersamaan, maka semua orang pun berbagi tugas. Sebagian guru dan orang tua mempersiapkan pelayanan kesehatan gratis untuk warga. Sementara,wali kelas beserta anak-anak sibuk mengatur bingkisan yang akan dibagikan.
Apa sih yang menarik dari baksos kali ini? Well, jika di kebanyakan bakti sosial warga diundang untuk datang ke tempat penyelenggara bakti sosial, maka di SDIT Internasional Luqman Al Hakim justru anak-anak yang mendatangi rumah warga dan menyerahkan bingkisan tersebut satu persatu.
Nah, di sinilah uniknya. Terlihat sekali level “social literacy” atau kecerdasan sosial anak-anak ini. Ada anak yang menolak masuk rumah warga dengan berbagai alasan, mulai dari susah melepas sepatu, lebih enak menunggu di luar, dan sebagainya. Ternyata ketahuan bahwa anak-anak ini malu untuk memulai pembicaraan dengan tuan rumah.
Sebaliknya, sebagian anak menunjukkan kecerdasan sosial yang luar biasa. Salah satu anak putri membuka silaturahim dengan matur seperti ini, “Bu, kami murid-murid SDIT Internasional Luqman Al Hakim. Kami ke sini mau memberikan bingkisan Ramadhan ke keluarga Ibu. Semoga bermanfaat.” Subhanallah, anak usia tujuh tahun lho yang melakukannya.
Ada juga potret anak-anak yang diam tertegun melihat seorang ibu menangis ketika menerima bantuan yang mereka berikan. Lalu lihatlah bagaimana anak-anak ini belajar berempati sekaligus mengembangkan logika Social Science. Ternyata sang ibu dulu tinggal di tanah yang sekarang menjadi area sekolah.  Ibu itu terpaksa pindah, lalu mendirikan rumah berdinding anyaman bambu di tanahnya sekarang. Anak-anak langsung bertanya, “Ust, ternyata dulu ada yang tinggal di sekolah kita ya? Kirain dari dulu emang udah jadi sekolah kita.”
Di suatu rumah, anak-anak mendapati hanya ada seorang anak di sebuah rumah, sementara ibunya sedang menjaga keluarga yang dirawat di rumah sakit. Saat mendengar informasi tersebut, seorang anak berkata, “Ust, bagaimana kalau kita yang menanggung biaya perawatannya?” Masya Allah, mereka sudah berfikir tentang takafful (saling menanggung).
Namun, ada pula anak yang terbiasa dengan zona nyamannya sehingga sulit menerima kondisi tidak nyaman. Beberapa anak berkomentar kurang menyenangkan karena di samping rumah ada kandang sapi dan kandang kambing yang baunya cukup menyengat.
Saya juga merekam bagaimana anak lain begitu sopan ketika akan berpamitan pulang. “Pak, Bu, kami mau pamit dulu ya. Selamat Idul Fitri. Assalamu’alaikum.”
Bakti sosial memang diperuntukkan untuk mengasah kepedulian dan kepekaan sosial anak. Sekolah berusaha memfasilitasi anak mulai dari mengadakan program “Kotak Infaq ke Surga” hingga penyerahan bingkisan langsung kepada warga yang membutuhkan. Subhanallah, Mahasuci Allah yang menjadikan anak-anak belajar jauh lebih banyak dari itu semua. Robbanaa maa kholaqta haadzaa baathilaa... Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia... J

2 komentar:

  1. Subhanallah.... saya sebagai guru kelas 3 juga baru tahu tentang komentar anak-anak dari blog ini. Sedikit cerita dari kelompok kami (kelompok Y3B), bapak/ibu yang menerima bingkisan mendoakan anak-anak dengan sangat tulus. Ketika anak-anak mendengarkan mereka didoakan agar menjadi anak yang sholeh, anak yang pintar, bisa sekolah sampai tinggi dll, langsung di hadapan mereka, anak-anak sangat senang sekali dan khusuk meng-amini. Ternyata anak-anak sangat senang jika mereka didoakan,apalagi kalau yang mendoakan orang tua mereka. Semoga bapak dan ibu selalu mendoakan putra-putrinya, dan cobalah untuk memberitahuan doa bapak/ibu ke ananda. Semoga dengan ananda tahu, ananda akan lebih bersemangat menjadi anak yang Bapak/Ibu dampakan. Amin

    BalasHapus
  2. Ustadz Fely : anak-anak Y1A ber19 berangakt bersama. susah payah mereka membawa bingkisan yg keberatan karena botol yg berat tetapi mereka tetap semangat.yah bermacam pula tingkah mereka. tetapi kegiatan baksos kemarin adalah pelajaran yg baik untuk kita dan anak-anak.semoga di kemudian hari tidak ada lagi kaum duafa yg harus masuk rumah sakit karena berebutan mengantri sembako. tetapi para dermawan datang langsung bersilaturahim ke rumah-rumah mereka. tak ada lagi tragedi dalam pembagian zakat.

    BalasHapus